Pada saat ini bangsa Indonesia telah dihebohkan dengan istilah
baru yaitu "new normal" atau "normal baru".
Pemberlakukan new normal ini
merupakan langkah yang berani mengupayakan untuk sosialisasi terus menerus.
Dengan harapan konsep "New Normal' ini bisa mengakar dan akhirnya seluruh
warga Indonesia siap dan bersedia melakukannya. Sampai akhirnya bisa ditemukan
vaksin aktif yang bisa mematikan virus covid 19 ini.
Tapi pertanyaannya
siapkah kita dengan "New Normal" yang akan kita masuki ini segera?
karena disisi lain ada kekhawatiran banyak pihak, terutama orangtua siswa dan
praktisi pendidikan.
Pasalnya ketika pemerintah
tengah mengupayakan untuk konsep new normal bagi dunia pendidikan kita, ada
banyak suara-suara yang masuk ke pemerintah dengan adanya rencana ini, yang
nadanya sangat jelas menolak jika sekolah dibuka kembali.
Ketika diberlakukan "new
normal" ini tentukan akan memberikan efek yang luar biasa terhadap
kebijakan pemerintah terhadap beberapa hal, antara kondisi perekonomian yang
harus berjalan dan lain sebagainya. Dilain pihak, orangtua sebagai "pemilik"
anak-anak yang sekolah akan banyak mengkhawatirkan kebijakan ini. Apalagi
beberapa waktu yang lalu Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman B
Pulungan menolak keras rencana sekolah kembali di buka dalam skema new normal.
Ia menyebut 1 juta anak bisa meninggal jika mereka dibiarkan sekolah dalam
waktu dekat.
Hal itu disampaikan oleh Aman
saat menjadi pembicara dalam acara Kabar Siang yang disiarkan
di TVOne, Selasa (2/6/2020). Aman mendesak pemerintah untuk tidak
mengeluarkan kebijakan membuka kembali sekolah hingga akhir 2020.
"Kita didiklah anak kita
di rumah dulu. Kita tunggu sampai 2020, bersabarlah dulu," kata Aman
seperti dikutip Suara.com, Rabu (3/6/2020).
Bayangkan saja, ketika sekolah
memiliki siswa 1000 orang, maka akan meninggal dunia 10 orang. Padahal dalam
ilmu kedokteran, satu nyawa anak sangat berharga. Ia menentang keras sekolah
dibuka dalam waktu dekat.
"Akan ada satu juta yang
meninggal.
Saya tidak setuju, anak siapa yang akan meninggal, bagi kami dokter
anak Indonesia, satu anak meninggalpun tidak boleh," ungkapnya.
Melihat kondisi ini, menurut
hemat penulis dan sebagai orangtua, pemerintah harus bersabar dengan kondisi
ini dan tidak memberlakukan "new normal" ini pada sekolah atau
madrasah, karena sangat berbahaya.
Lalu bagaimana sekolah atau
madrasah yang berasrama?
Saat ini, sebagian besar
pondok pesantren atau madrasah berasrama telah memulangkan santri dan siswanya
kepada orangtua walaupun disisi lain masih banyak orangtua yang tetap yakin dan
percaya terhadap kondisi kesehatan anak selama di asrama dan sebagian lagi
justru mengkhawatirkan kondisi anak-anaknya selama hidup di asrama
Lalu bagaimana sekolah atau madrasah yang berasrama?
Saat ini, sebagian besar
pondok pesantren atau madrasah berasrama telah memulangkan santri dan siswanya
kepada orangtua walaupun disisi lain masih banyak orangtua yang tetap yakin dan
percaya terhadap kondisi kesehatan anak selama di asrama dan sebagian lagi
justru mengkhawatirkan kondisi anak-anaknya selama hidup di asrama.
akhirnya, kita berharap pemerintah
terus mengkaji ulang pemberlakuan new normal in sekali lagi demi pendidikan dan
generasi emas yang akan datang.