Tampilkan postingan dengan label Batik Tulis Giriloyo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Batik Tulis Giriloyo. Tampilkan semua postingan

Minggu, 05 Agustus 2012

Warna Alam Soga Coklat (Batik Tulis Giriloyo)

Batik Tulis Giriloyo adalah batik tulis yang diproduksi di dusun Giriloyo. Hampir semua batik tulis yang diproduksi di Giriloyo adalah batik tulis klasik atau batik tulis dengan motif-motif tradisional yang sarat akan makna serta filosofi. Kalau dahulu pengrajin batik tulis Giriloyo hanya sebatas memproduksi  batik  (membuat batik), selesai  menjadi “Batikan” kemudian dijual pada pengepul (juragan-juragan) di wilayah kota Yogyakarta. Lain dengan lima tahun terahir, mereka (perajin batik tulis Giriloyo) sekarang telah memproduksi batik  dari proses desain sampai  proses pewarnaan.
Pewarnaan yang digunakan di sentra batik tulis Giriloyo saat ini adalah pewarnaan  sintetis yang kebanyakan menggunakan zat pewarna Naptol dan pewarna alami. Untuk pewarnaan alami, perajin batik tulis Giriloyo banyak menggunakan bahan warna alam yang didapat di lingkungan sekitar, seperti kulit mahoni, daun mangga, daun jambu dan tumbuh-tumbuhan lain yang bisa digunakan untuk bahan pewarna.  Keculai tingi, jambal, jolawe dan indigo mereka masih membeli di toko penyedia bahan pewarna batik.
Untuk membuat batik dengan warna biru merekamasih perlu membeli obat (pewarna) indigo. Sebab  di Giriloyo masih susah untuk mendapatkan bahan pewarna tersebut di lingkungan sekitar.  Sedangkan untuk memproduksi warna coklat  tidak susah untuk mendapatkannya. Kecuali  untuk warna Soga coklat masih membeli di toko  perlengkapan batik.  Warna soga coklat ini didapatkan dari campuran bebrapa zat warna, seperti: Kulit kayu tingi yang memberi efek warna merah, kulit pohon jambal dengan efek warna merah kecoklatan, dan kayu Tegeran yang akan menghasilkan warna kuning. Ketiga zat warnatersebut dicampur menjadi satu maka akan menghasilkan Warna Soga COkLAT.  Dan untuk mendapatkan  warna soga yang diinginkan  tergantung dari komposisi campuran ketiga bahan tersebut.  Sebagai contoh warna soga coklat dibuat dafri campuran:
Kulit Kayu Tingi                  :  5 Kg
Kulit kayu jambal              :  10 Kg
Kulit tegeran                      :  3 Kg.

Bahan-bahan tersebut dipotong kecil-kecil, dicuci, kemudian direbus dan disaring untuk diambil ekstraksnya. Ekstrak atau air sari soga ini setelah dingin siap untuk digunakan untuk menyoga atau untuk pencelupan kain.
Cara Pencelupan:
Bahan/kain dimasukkan ke dalam larutan soga, direndam selama kurang lebih 15 menit dan ditiriskan. Pencelupan dilakukan berulang-ulang sampai memperoleh warna soga sesuai yang dikehendaki.
Fiksasi zat warna alam Soga:
Fiksasi fungsinya untuk mengikat warna pada kain.  Fiksator yang dibutuhkan untuk soga coklat tersebut adalah larutan kapor tohor (CaCo3) .  50 gram kapor tersebut dilarutkan dalam air 1 liter, setelah mengendap larutan dipisahkan. Kain direndam ke dalam larutan air kapor selama kurang lebih 20 menit, lalu ditiskan. Setelah kering baru kemudian dicuci dengan air bersih dan Jadilah kain batik dengan warna soga yang elegan.

Senin, 16 Juli 2012

KKP USD angkatan XIII di Sentra Batik Tulis Giriloyo


Menjadi mengerti tentang Batik
Selama dua minggu Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengadakan KKP di dusun Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul. Yogyakarta. Terhitung mulai 2 Juli -16 Juli 2012. Mereka melakukan kegiatan.program kerja di KUB atau kelompok-kelompok pengrajin Batik Tulis Giriloyo. KKP kali ini bukan hanya diikuti oleh Mahasiswa dari USD saja, akan tetapi diikuti pula oleh Mahasiswa dari korea. Mereka bersinergi dengan kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan diikutkan dalam kegiatan Mahasiswa  KKP tersebut. KKP di sentra Batik Tulis Giriloyo kali ini adalah merupakan KKP angkatan XXIII yang diikuti sekitar 35 Mahasiswa yang terbagi dalam 7 kelompok Pengrajin di sentra kerajinan Batik Tulis Giriloyo yang salah satunya adalah di KUB Batik Sekar Kedhaton. 
Saling Memahami
Selama di pondokan mereka melaksanakan program yang berkaitan dengan kelompok pengrajin tersebut. Di antaranya adalah : mengenai administrasi/pembukuan, pengadaan sarana maupun prasarana fisik, pemasaran, dan lain sebagainya. Dan sebagian besar program yang direncanakan telah dijalankan dengan baik. Di samping program-program pokok untuk masing-masing KUB, ada beberapa program yang sifatnya sepontan dan ternyata mendapat perhatian lebih  dari masyarakat, tidak hanya terbatas pada kelompok pengrajin yang ditempati KKP tersebut. Dan inilah yang barangkali lebih berkesan dan dapat dikenang oleh mereka/masyarakat, yaitu beberapa lomba dari usia  TK-dewasa, bahkan ada lomba tarik tambang yang diikuti oleh-Ibu-ibu pengrajin Batik.. Inilah yang seru dan membuncah kegalauan sebagian mahasiswa..

Batik Tulis GIRILOYO