Tampilkan postingan dengan label Warna Alam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Warna Alam. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 Mei 2013

Pewarnaan Batik


Mitif Wahyu Temurun dengan Zat Warna Alam [Kulit Mahoni]
Gonggo Mino - Ekstrak Duan Mangga- Indigo
Zat warna tekstil dapat digolongkan menjadi 2 menurut sumber asalnya, yaitu :
Pertama, Zat Pewarna Alam (ZPA) yaitu zat warna yang berasal dari bahan-bahan alam seperti dari hasil ekstrak tumbuhan atau hewan.
Kedua, Zat Pewarna Sintesis (ZPS) yaitu Zat warna buatan atau sintesis yang dibuat melalui proses reaksi kimia dengan bahan dasar ter arang batu bara atau minyak bumi yang merupakan hasil senyawa turunan hidrokarbon aromatik seperti benzena, naftalena dan antrasena.

Pada jaman dahulu proses pewarnaan tekstil menggunakan zat warna alam. Namun, seiring peningkatan kebutuhan dan kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat warna sintetis untuk tekstil maka semakin terkikislah penggunaan zat warna alam. Zat Pewarna Alam semakin sulit ditemukan di jaman seperti sekarang ini. Hutan-hutan sudah mulai ditebangi, sehingga sumber zat pewarna alam yang berasal dari tumbuhan dan hewan sudah mulai langka.


Senin, 02 Juli 2012

Perajin Batik Giriloyo Setia dengan Motif Klasik

Motif Sido Asih diproses dengan Warna Alam (Herbal)
PENGARUH modernisasi tidak hanya mempengaruhi aktivitas manusia saja, namun juga memengaruhi budaya. Kain batik yang dulu kental dengan pakem-pakem motifnya, kini muncul dengan ‘gaya bebas’ atau disebut dengan batik kontemporer.
 
Saat ini, batik kontemporer telah bermunculan di berbagai tempat. Para pengrajin batik berusaha membuat batik lebih diterima di masyarakat luas dengan cara menciptakan motif baru. Ada yang menciptakan motif yang benar-benar baru, namun juga ada yang mengombinasikannya, bahkan ada yang tetap setia melestarikan batik-batik klasik (tradisional) seperti para perajin batik tulis Giriloyo yang sampai saat ini masih memproduksi batik-batik yang sarat dengan filosofi, seperti Sido Asih, Sido Mukti, Wahyu temurun, truntum, sekar jagad dan sebagainya. Bukan karena tak mau maju atau tidak mau mengikuti trend pasar, tapi demi sebuah keperdulian terhadap warisan budaya yang adiluhung itu maka paguyuban Batik Giriloyo tetap berkomitmen untuk memproduksi batik-batik Klasik (tradisional). Kalau dulu batik-batik di Giriloyo diproses warna sintetis, yaitu dengan zat pewarna naptol maka sekarang cenderung menggunakan warna alam atau diproses dengan Zatwarna Alam yang mudah didapat di lingkungan sekitar.


Selasa, 22 Maret 2011

Warna Alam Soga/Coklat

Untuk dapat menghasilkan warna soga coklat pada textil dengan proses warna alam dapat dilakkan dengan memperhatikan hal-hal di bawah ini:
  • Warna ini diambil dari campuran kulit pohon tinggi arah warna merah, kulit pohon jambal arah warna merah coklat dan kayu tegeran arah warna kuning.
  • Untuk membuat soga terantung campuran ketiga bahan tersebut. Contohnya bisa diambil campuran kulit kayu tinggi 5Kg, kulit kayu jambal 10Kg dan kulit tegeran 3Kg.
  • Bahan-bahan itu dipotong kecil-kecil, dicuci dan direbus atau proses ektraksi kemudian disaring diambl ekstraknya. Ekstrak atau air soga ini setelah dingin siap dipakai untuk menyoga kain.
  • Cara Pencelupan.
  • Bahan kain dimasukkan kedalam larutan soge sekitar 15 menit lalu ditiriskan, pencelupan dilakukan beberapa kali sampai tercapai warna yang dikehendaki.
  • Fiksasi zat warna alam soga.
  • Dengan larutan kapur, untuk 50 gram kapur tohor [CaCo3] dilarutkan dalam air 1 liter, didiamkan dan setelah mengendap larutan dipisahkan. Kain setelah celupan terakhir dimasukan kedalam larutan kapur selama 20 menit kemudian ditiriskan. Setelah kering lalu dicuci bersih.,, Jadilah kain dengan proses warna alam yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.....

Batik Tulis GIRILOYO