Tampilkan postingan dengan label Batik Giriloyo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Batik Giriloyo. Tampilkan semua postingan

Jumat, 06 Januari 2017

Sentra Batik Tulis Giriloyo : Batik Sekar Kedhaton Giriloyo

Sentra Batik Tulis Giriloyo : Batik Sekar Kedhaton Giriloyo: http://batikwarisanbudaya.blospot.com Batik Sekar Kedhaton Giriloyo, melayani kursus-privat batik tulis dan pewarnaan alam. Memproduksi batik tulis klasik dengan pewarnaan alami serta sintetis; Naptol, Remasol maupun Indigosol.
Melayani pesanan batik tulis untk seragam kantor maupun seragam organisasi. Desain dari pemesan, jadi pihak kami hanya mengerjakan pencantingan - pembatikan dan pewarnaan. Harga ditentukan oleh tingkat kerumitan desan ataupun motif dan warna serta bahan yang digunakan.
Info lebih lanjut bisa hubungi No. HP-WA: 081252144306

privat batik
Belajar Batik di #Batiksekarkedhaton

Belajar Batik di Batik Sekar Kedhaton Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul
Yogyakarta WA. 081328628227







Rabu, 12 Agustus 2015

Batik Tulis sebagai Hasil Apresiasi Dari Oleh Pikir yang Dalam

Batik adalah ragam hias yang digoreskan pd tekstile menggunakan teknik  celup rintang warna dg lilin atau yg disebut malam. Ragam hais batik merupakan simbol2 atau perlambangan mistis relegius mengandung doa doa dan harapan, ada ragam hias yg dipercaya sebagai penolak bala, ada ragam hias yg dipercaya membawa keberuntungan atau kemakmuran.
Batik...... pada awalnya hanya memiliki satu warna atau yg disebut kelengan, kelengan hitam, kelengan merah, atau bang-bangan, kelengan biru atau biron, kemudian batik bang-biron serta batik yg memiliki warna biru dan coklat soga.

Awalnya batik merupakan tradisi putri2 di dalam tembok keraton mataram sebagaii wujud pengabdian dan ibadah. Kemudian tradisi ini diikuti oleh masyarakat kebanyakan di luar tembok keraton. Batik tumbuh dan berkembang di atas dasar2 filsafat  kebudayaan Jawa. Suatu bentuk singkritisme antara kepercayaan asli Jawa dengan hinduisme dan budismi.. Terahir.. islam yang masuk di masa kerajaan Islam Demak. Itu sebabnya, memakai batik jawa bagi keyakinan jawa menyandang aura dari simbol-simbol  yg tergores dalam kain batik.

Motif batik yang dibatik oleh pengrajin batik #giriloyo bukan sekedar motif biasa...  melainkan hasil apresiasi dari olah pikir yang dalam dan sebagian besar batik tulis giriloyo mengandung makna dan filosofi tinggi .

Sudah sejak lama dusun Giriloyo terkenal  sebagai penghasil  batik tulis berkwalitas, oleh karenanya  hingga  saat ini motif-motif klasik  tetap dilestarikan.. Begitu juga halnya KUB batik Sekar Kedhaton yang  sampai saat ini masih tetap melestarikan warisan budaya nenek moyang dengan memproduksi batik tulis klasik seperti : Motif Sido Asih,....... Sido Mukti, ........Sido Luhur,...... Wahyu Temurun,..... Sekar Jagar dan sebagainya.


Selain memproduksi batik tulis, KUB Batik sekar Kedhaton juga melayani #kursus/privat batik tulis dan pewarnaan Alam.
By; #Batiksekarkedhaton

Rabu, 26 November 2014

Pelatihan Kerajinan Batik Kerjasama dengan Disperindag Blora

Jazir Hamid/ Tutor Batik
Bebebrapa hari yang lalau (Selasa, 18 - 22 November) bertempat di Paguyuban Batik Tulis Giriloyo unit Suka Maju sebanyak 15 peserta dari pengrajn Batik Blora mengikuti pelatihan Batik tulis dan pewarnaan sintetis. 
Inti dari pelatihan tersebut adalah mengaplikasikan desain batik ke dalam pola baju, sehingga diharapkan setelah pelatihan ini peserta dapat membuat batik minimalis dengan desain-desain yang exclusiv dan menarik. 
Sedangkan tutor maupun nara sumber  berasal dari instruktur yang sudah memiliki kualifikasi dan pengalaman dalam teknik proses pembuatan Batik Tulis. Setelah pelatihan selesai, peserta mengunjungi kelompok-kelompok batik yang berada di dusun Giriloyo, dusun Cengkehan dan dusun karangkulon yang merupakan sentra kerajinan Batik tulis di wilayah Yogyakrta


Server Bloger - Auto Generate & Create Direct Backlink
Without : http://
Status :
Total : Generate and Open Backlink

Kamis, 30 Agustus 2012

Perajin Batik Giriloyo "mBbatik" Sampingan yang Pokok

Belajar Batik
Info ini >> http://batiksekarkedhaton.blogspot.com ini semoga menjadi kabar penyemangat, bukan sekedar dikatakan iklan urusan perut (karena saya melihat posting itu secara serentak dan bukan alasan untuk iklan ketika menulis ini).

Ini patut dicermati, semangat mereka membangun dari keterbatasannya adalah acungan jempol sudah mau untuk bangkit. Kalau dulu kita sering bilang, mbatik itu kerja sampingan, ya karena aktifitas pembatikan pada masyarakat dahulu tidak seperti sekarang ini, berlimpah ruah. Pesanan batik pada zamannya mbah buyut kita di pelosok tidak bisa kita bayangkan seperti perusahan-batik di masa lalu yang punya banyak stok, karena mereka kebanyakan sekedar buruh lepas (ada banyak versi tentang ini; bisa karena tidak mau jadi buruh tetap, terlalu jauh dari kota, atau pendidikannya yang kurng memadai tuk melihat potensi produksi itu).>>>

Minggu, 12 Agustus 2012

Batik Tulis GIRILOYO: MOS SMA 1 Sewon di Sentra Batik Tulis Giriloyo

Batik Tulis GIRILOYO: MOS SMA 1 Sewon di Sentra Batik Tulis Giriloyo: MOS Siswa Baru SMU1 Sewon Masa Orientasi Siswa (MOS)  SMA 1 Sewon, Bantul  diselenggarakan selama tiga hari, dimulai pada tanggal ...

Sabtu, 21 Juli 2012

Batik Giriloyo

Giriloyo adalah sebuah dusun di kalurahan Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Dusun ini merupakan dusun pengrajin Batik Tulis. Di Dusun Giriloyo terdapat tak kurang 1200 pengrajin batik yang tergabung dalam 12 kelompok pengrajin Batik Giriloyo. Produk yang dihasilkan pengrajin Batik Giriloyo adalah berupa kain/jarit serta kain untuk bahan busana. Rata-rata Produk batik Giriloyo adalah batik tulis klasik dengan motif-motif tradisional yang sarat akan makna serta filosofi. Warna alam adalah Zat warna yang digunakan oleh sebagian besar pengrajin Batik Giriloyo. Jika anda alergi kulit terhadap zat warna sintetis (naptol, remasol maupun indantrin dan sejenisnya) maka tak perlu ragu untuk mengenakan batik dengan warna alam. Sebab Zat Warna Alam yang digunakan adalah zat warna yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.  Coba sesekali bertandang di rumah produksi batik giriloyo di KUB Batik Sekar Kedhaton yang beralamat di Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Di sana anda akan mendapatkan produk batik warna alam dengan motif yang beraneka warna. Hanya dengan Rp. 350.000,- - 700.000,- anda sudah bisa membawa batik yang indah, exotic, elegan dan fasionable...

Senin, 16 Juli 2012

KKP USD angkatan XIII di Sentra Batik Tulis Giriloyo


Menjadi mengerti tentang Batik
Selama dua minggu Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengadakan KKP di dusun Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul. Yogyakarta. Terhitung mulai 2 Juli -16 Juli 2012. Mereka melakukan kegiatan.program kerja di KUB atau kelompok-kelompok pengrajin Batik Tulis Giriloyo. KKP kali ini bukan hanya diikuti oleh Mahasiswa dari USD saja, akan tetapi diikuti pula oleh Mahasiswa dari korea. Mereka bersinergi dengan kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan diikutkan dalam kegiatan Mahasiswa  KKP tersebut. KKP di sentra Batik Tulis Giriloyo kali ini adalah merupakan KKP angkatan XXIII yang diikuti sekitar 35 Mahasiswa yang terbagi dalam 7 kelompok Pengrajin di sentra kerajinan Batik Tulis Giriloyo yang salah satunya adalah di KUB Batik Sekar Kedhaton. 
Saling Memahami
Selama di pondokan mereka melaksanakan program yang berkaitan dengan kelompok pengrajin tersebut. Di antaranya adalah : mengenai administrasi/pembukuan, pengadaan sarana maupun prasarana fisik, pemasaran, dan lain sebagainya. Dan sebagian besar program yang direncanakan telah dijalankan dengan baik. Di samping program-program pokok untuk masing-masing KUB, ada beberapa program yang sifatnya sepontan dan ternyata mendapat perhatian lebih  dari masyarakat, tidak hanya terbatas pada kelompok pengrajin yang ditempati KKP tersebut. Dan inilah yang barangkali lebih berkesan dan dapat dikenang oleh mereka/masyarakat, yaitu beberapa lomba dari usia  TK-dewasa, bahkan ada lomba tarik tambang yang diikuti oleh-Ibu-ibu pengrajin Batik.. Inilah yang seru dan membuncah kegalauan sebagian mahasiswa..

Senin, 02 Juli 2012

Perajin Batik Giriloyo Setia dengan Motif Klasik

Motif Sido Asih diproses dengan Warna Alam (Herbal)
PENGARUH modernisasi tidak hanya mempengaruhi aktivitas manusia saja, namun juga memengaruhi budaya. Kain batik yang dulu kental dengan pakem-pakem motifnya, kini muncul dengan ‘gaya bebas’ atau disebut dengan batik kontemporer.
 
Saat ini, batik kontemporer telah bermunculan di berbagai tempat. Para pengrajin batik berusaha membuat batik lebih diterima di masyarakat luas dengan cara menciptakan motif baru. Ada yang menciptakan motif yang benar-benar baru, namun juga ada yang mengombinasikannya, bahkan ada yang tetap setia melestarikan batik-batik klasik (tradisional) seperti para perajin batik tulis Giriloyo yang sampai saat ini masih memproduksi batik-batik yang sarat dengan filosofi, seperti Sido Asih, Sido Mukti, Wahyu temurun, truntum, sekar jagad dan sebagainya. Bukan karena tak mau maju atau tidak mau mengikuti trend pasar, tapi demi sebuah keperdulian terhadap warisan budaya yang adiluhung itu maka paguyuban Batik Giriloyo tetap berkomitmen untuk memproduksi batik-batik Klasik (tradisional). Kalau dulu batik-batik di Giriloyo diproses warna sintetis, yaitu dengan zat pewarna naptol maka sekarang cenderung menggunakan warna alam atau diproses dengan Zatwarna Alam yang mudah didapat di lingkungan sekitar.


Rabu, 27 Juni 2012

Dusun Giriloyo dikemas dalam paket Desa Wisata


Untuk mengawali sebagai desa wisata, saat ini sekitar sepuluh rumah warga di Giriloyo disiapkan sebagai penginapan wisatawan yang berkunjung ke sentra Natik Tulis Giriloyo. Setiap libur panjang akhir pekan dan libur hari besar keagamaan, sentra ini mulai dikunjungi banyak wisatawan nusantara (wisnus). Mereka selain berwisata, juga berbelanja batik tulis produk perajin setempat. Oleh karena itu, dengan menyediakan rumah warga sebagai penginapan wisatawan, diharapkan mereka lebih lama tinggal di Giriloyo, apalagi sebagian besar wisatawan datang dari luar DIY,.
Sedikit atau banyak jumlah wisatawan yang mengunjungi sentra kerajinan batik tulis di daerah ini, bagi para perajin setempat merupakan sesuatu yang menggembirakan, dengan begitu berarti Giriloyo mulai dikenal masyarakat luas. Setiap masa liburan berapa pun jumlah wisatawan yang mengunjungi sentra Batik Tulis Giriloyo tetap disambut gembira para perajin batik setempat,
Untuk mengantisipasi kemungkinan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke sentra kerajinan Batik Giriloyo, Paguyuban Batik Giriloyo menawarkan paket wisata berupa rekreasi keliling dusun dan belajar membatik dengan instruktur para perajin setempat. Selain itu, Paguyuban Batik Tulis Giriloyo  menyiapkan sajian makanan dan minuman tradisional khas Imogiri yaitu wedang uwuh dan pecel kembang turi. Dengan sajian ini, diharapkan wisatawan dapat menikmati suasana pedesaan khas Giriloyo,.
Produk Batik Tulis Giriloyo
Untuk mendukung pemasaran batik tulis Giriloyo, diharapkan banyak kegiatan promosi dengan mengikutsertakan perajin dalam setiap pameran, baik di tingkat DIY maupun nasional.  Selain itu, dengan menyelenggarakan pameran sendiri di gazebo sentra kerajinan batik tulis Giriloyo juga diharapkan bisa mengenalkan secara langsung batik tulis produksi setempat. Selama ini, Gazebo batik Giriloyo digunakan sebagai sentra kegiatan 12 kelompok perajin batik tulis Giriloyo

Selasa, 21 Februari 2012

Belajar Batik di Giriloyo

Diakuinya batik sebagai warisan kekayaan dunia asal Indonesia oleh Badan Dunia untuk Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan atau Unesco, menumbuhkan minat para siswa diberbagai daerah untuk melestarikan batik. Di Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta para siswa sekolah kini serius menekuni batik tulis klasik dan kontemporer. Mereka juga diajar untuk meningkatkan kepekaan terhadap permintaan pasar.
Siswa SMP Muh.2 Yogyakarta sedang Belajar Batik
Puluhan siswa siswi dari salah satu SMP Muh. 2 Yogyakarta ini, tampak tekun membuat pola batik di Gazebo Batik Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul. Para siswa diberi kebebasan dalam membuat pola. Ada yang membuat bunga, binatang, pemandangan alam, pegunungan, maupun karikatur.
Setelah pola terbentuk, dengan bimbingan sejumlah pengrajin Batik Giriloyo, mereka kemudian diajari cara membatik secara benar, menggunakan lilin batik atau malam. 
Dengan penuh antusias, anak-anak ini saling berlomba membuat batik sebaik mungkin, di alam terbuka, yaitu di halaman Gazebo Batik Giriloyo

Proses selanjutnya, anak-anak diajari tentang cara pewarnaan menggunakan bahan-bahan kimia atau kadang juga Pewarnaan Alam. Mulai pewarnaan awal, kemudian dijemur menggunakan sinar matahari, lalu diakhiri tahap perebusan atau lorot, yaitu untuk menghilangkan lilin, yang menempel pada kain.

Semua proses tersebut dilakukan agar menghasilkan warna yang sempurna.

Kamis, 20 Oktober 2011

Merunut Kejayaan Batik Giriloyo


Masih setia Membatik...
Asal usul tradisi batik di wilayah Yogyakarta dimulai sejak masa kerajaan Mataram Islam pada paruh keempat abad 16 yang pusatnya terletak di seputaran kawasan Kotagede dan Plered. Namun, masih terbatas dalam lingkungan keluarga kraton yang dikerjakan oleh wanita-wanita abdi dalem. Pada perkembangannya, tradisi batik meluas ke kalangan kraton lainnya, yakni istri para abdi dalem dan prajurit. Ketika rakyat mengetahui keberadaan kain bercorak indah tersebut, lambat laun mereka menirunya dan tradisi batik pun mulai tersebar di masyarakat. Desa-desa yang berdekatan dengan makam raja-raja Giriloyo ini, lebih dari seabad lalu memiliki perempuan perajin batik yang andal. Berdasarkan buku Out Of Indonesia, Collaborations of Brahma Tirta Sari, tingginya kebutuhan kalangan keraton akan busana-busana upacara berupa batik tulis buatan tangan membuat sentra kerajinan ini terus berkembang pesat (Kompas, 1 November 2005).

Usaha Batik Giriloyo yang tradisinya sudah berjalan sejak lebih dari seabad lalu berkembang makin pesat pada tahun 1960 – 1970 an. Bahkan, hingga awal tahun 2002 pun masih cukup banyak wisatawan yang datang dan memenuhi sentra-sentra batik yang tersebar di Desa Wukirsari dan Desa Girirejo. Usaha melestarikan dan memasarkan potensi batik ini tetap berlangsung hingga pada  2008 dibentuklah Paguyuban Batik Giriloyo Wukirsari, Imogiri, Bantul. Keberadaan Paguyuban Batik Giriloyo yang didukung penuh oleh beberapa LSM serta pemerintah daerah ini diharapkan bisa meningkatkan taraf kehidupan perajin dan menumbuhkan motivasi generasi muda untuk belajar membatik. Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul  memasukkan Pelajaran Batik ke dalam kurikulum-Mulok pada Sekolah  Dasar.
Seiring langkah para pengrajin di tengah-tengah Paguyuban Batik Giriloyo, terutama setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), usaha kerajinan batik ini semakin menurun. Harga bahan baku batik tulis pun mengalami kenaikan. Harga kain mori yang sebelumnya di bawah Rp 25.000 naik menjadi Rp 40.000 per lembar. Harga malam (lilin) juga mengalami kenaikan dari sekitar Rp 11.000-an/Kg menjadi Rp 25.000-an/Kg. Para pengrajin/ pengusaha batik di Giriloyo yang masih bertahan hingga kini mengeluh,  mengaku tidak bisa menaikkan harga jual batik tulis produksinya karena dikhawatirkan bisa merusak pasar, yang selain melayani pasar lokal D.I. Yogyakarta juga melayani pasar luar negeri, terutama Jepang.

Jika ditengok kembali, usaha kerajinan Batik Giriloyo memang memiliki prospek yang cukup bagus untuk dikembangkan. Di sini ada cukup banyak sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan membatik secara turun-temurun. Mereka pada dasarnya memang suka membatik dan memiliki minat untuk mengembangkan diri, misalnya ingin belajar pewarnaan atau melakukan eksplorasi membatik dengan media selain kain. Tingkat kreativitas para perajin itu didukung oleh sikap berpikiran positif. Secara umum, para perajin Batik Giriloyo tidak mengeluhkan kondisi mereka pasca gempa.
Motif Kontemporer dengan Warna Alam
Namun, di balik itu tetap ada beberapa hal yang harus mendapatkan perhatian khusus dalam mengembangkan kerajinan batik, terutama kurangnya minat generasi muda untuk menggeluti usaha kerajinan batik. Penghasilan dari usaha pengrajin Batik Giriloyo ini yang tidak memadai dan tidak cepat membuat para pemuda lebih tertarik untuk bekerja di kota. Selain masalah tenaga kerja muda, masalah modal dan pemasaran juga menjadi masalah utama. Modal kerajinan yang berjalan saat ini praktis hanya dimiliki oleh pengusaha Batik Giriloyo yang mengadakan kain, sedangkan para perajinnya sama sekali tak memiliki modal selain tenaga membatik. Setelah karya batik selesai pun tidak diikuti oleh strategi pemasaran yang kuat. Kebanyakan batik yang dijual pengrajin Batik Giriloyo pun masih setengah selesai, yaitu hanya sampai proses nyerat (membuat motif). Proses selanjutnya tergantung pada para pengumpul atau para pengusaha batik yang bisa menyelesaikan prosesnya hingga menjadi batik siap pakai/jual. Salah satu hal yang jarang mendapatkan pengamatan adalah kemampuan branding Batik Giriloyo. Menurut Ibu Suli, motif batik Giriloyo bukan motif yang biasa dipakai oleh priyayi (bangsawan), sehingga harganya lebih rendah daripada batik bermotif Yogyakarta atau Surakarta. Padahal, kualitas kehalusan kain batik Giriloyo setara. Dengan kata lain, masyarakat konsumen batik pun masih belum memiliki apresiasi yang cukup terhadap batik Giriloyo.

Batik Tulis GIRILOYO