Batik selama ini dikenal memiliki beragam motif seperti motif hayati dan
lambang yang sarat filosofi . Tapi, motif batik tidak hanya berhenti
dengan corak leluhur. Dalam kreasinya, Guruh Soekarno Putra
memperkenalkan batik dalam motif persegi empat layaknya pakaian kasual.
Koleksi busana tersebut dipamerkan dalam acara Penutupan Ramadan dan
Idul Fitri 1433 H di Grand Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut
Guruh , upayanya mengembangkan batik, selain untuk melestarikan
nilai-nilai seni warisan nenek moyang juga untuk menjadikan Indonesia
pelopor dan bagian dari peradaban dunia. Seniman yang dikenal sebagai
pencipta lagu dan tarian itu membuat kreasi batik yang terinspirasi dari
motif kawung. Busana-busana batik hasil karyanya itu tidak saja
ditujukan untuk kaum pria, tetapi juga bagi kaum perempuan.
Guruh
sengaja memilih corak modern dengan kesan atraktif supaya pakaian tidak
dipandang ketinggalan zaman. Untuk busana laki-laki, dia lebih memilih
desain kemeja karena desain tersebut dianggap lebih membumi dan secara
umum tidak terkesan janggal. Adapun kemeja yang ditampilkannya berbentuk
kemeja lengan panjang dan lengan pendek.

Dia mengkreasikan tampilan dalam bentuk
tekukan yang tidak teratur serta kemeja yang tidak sepenuhnya masuk ke
dalam celana. Di sisi lain, dia juga tetap mengeluarkan koleksi dalam
tampilan yang rapi dengan potongan busana yang tidak terlalu ketat.
Kemeja batik semakin mengungkapkan karakter khas laki-laki saat
dipadukan dengan celana gombrang atau pipa dari bahan denim.
Guruh
juga tidak membiarkan celana-celana tersebut tampil polos hanya
mengandalkan warna. Dia tetap mengaplikasikan motif batik pada
celana-celana itu. Pria yang pernah mengeksplorasi batik dalam kain
sutra, katun, poliester, beludru, tenun, dan goni itu menyandingkan
batik dengan celana kargo yang dikenal sebagai celana untuk aktivitas
luar. Hasilnya, kemeja dan celana batik nyatanya tetap dapat berpadu
harmonis dalam warna-warna alam.
Warna Terang
Untuk koleksi
busana perempuan, Guruh mengeluarkan koleksi dalam bentuk terusan
pendek. Berbeda dengan koleksi pakaian laki-laki yang didominasi
warna-warna cokelat dan hijau, koleksi pakaian perempuan muncul dalam
warnawarna terang, seperti merah maupun hijau terang. Pada koleksi
busana perempuan tersebut, batik selain ditampilkan dalam bentuk
persegi, dipadukan dengan motif bunga sehingga terkesan lebih semarak.
Busana-busana itu dibuat dari bahan poliester serta sutra Thai.
Sejumlah
koleksi busana batik yang ditampilkan Guruh memang terbilang menarik.
Oleh karena itu, tidak heran jika pria yang telah membatik sejak duduk
di bangku SMP itu berharap batik bisa menjadi busana yang tidak kalah
trendi dibanding dengan busana-busana dari luar negeri, khususnya Barat.
Guruh tidak memungkiri bahwa sebagian masyarakat Indonesia
masih memandang tren busana selalu identik dengan dunia Barat. "Tidak
heran jika orang Indonesia baru bersedia memakai batik setelah busana
itu dipakai turis asing," ujar dia. Guruh lantas memberi contoh, batik
lawasan yang terkesan belel menjadi tren setelah pakaian tersebut
dikenakan para turis di Bali sebagai busana sehari-hari.
Nah,
melalui inovasi motif, Guruh berharap batik, juga kain-kain tradisional
lainnya, memperoleh tempat di negeri sendiri, bahkan di luar negeri,
seperti halnya kain sari dari India yang sudah mendunia. Perlunya
pengembangan inovasi motif tersebut disetujui pula oleh mantan menteri
negara pemberdayaan perempuan, Muthia Farid Hatta Swasono.
Dia
mengatakan batik tidak sekadar kain panjang. "Dengan adanya perkembangan
motif, pakaian batik pun dapat menjadi tren," tutur Muthia saat ditemui
seusai pergelaran busana. Muthia mengaku menggemari batik sebagai
busana sehari-hari yang dia kenakan di berbagai kesempatan."Setiap hari
saya mengenakan batik," kata dia.
Batik yang menjadi favoritnya
adalah batik Cirebon atau batik yang memiliki warna terang. Perempuan
yang telah menggemari batik sejak 1970 itu dan setiap Lebaran memakai
batik itu beralasan batik-batik berwarna terang mampu menghidupkan
suasana. dini daniswari
*) >>>> http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/99623
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank's For You Visit...